Tayamum adalah cara bersuci dari hadas besar dan hadas kecil menggunakan debu atau tanah sebagai pengganti air pada kondisi tertentu. Secara istilah, tayamum artinya mengusap wajah dan kedua tangan dengan tanah atau debu sebagai pengganti wudu dengan tata cara tertentu. Tayamum juga merupakan suatu keistimewaan yang di berikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Perlu kalian ketahui bahwa, bersuci dengan debu tidak pernah di kenal pada syariat-syariat agama terdahulu.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Nabi Musa As mendapatkan penjelasan dari halaman-halaman kitab Taurat, bahwa akan ada umat yang bersuci dengan menggunakan air dan debu. Melihat keterangan tersebut beliau ingin kemudahan itu diberikan kepada umat-Nya sendiri. Kemudian beliau berdoa, ” Ya tuhanku, di halaman-halaman Alkitab aku menemukan penjelasan umat yang bersuci dengan air dan debu. Maka, kumohon jadikanlah umat ini sebagai umatku”. Allah menjawab doa nabi Musa as ,” Mereka adalah umat nabi Muhammad “. Riwayat tersebut di ambil dari Abbullaits Nashr bin Muhammad As-samarqandi dalam bukunnya Tanbih al-ghafilin.
Dalam sejarah islam sendiri, tayamum pertama kali berlaku ketika Rasulullah SAW di tengah perjalanan, lebih tepatnya di Kawsan Baida’.
Diriwayatkan dari Siti Aisyah Ra,beliau berkata,
” Aku kehilangan sebuah kalung”. Kemudian Rasulullah SAW pergi untuk mencarinya dan di bantu oleh para sahabat. Dalam keadaan yang demikian, para sahabat menghadapi keadaan yang dilematis, karena tidak membawa perbekalan air dan tidak menemukannya. Para sahabat mengadu kepada Abu bakar Ra, “wahai Abu Bakar, apakah engkau tidak mengetahui apa yang telah dilakukan Aisyah? Ia telah menahan Rasulullah SAW dan para sahabat, padahal mereka tidak membawa dan tidak menemukan air “. adu mereka.
“Kemudian Abu Bakar Ra, mendatangiku dalam keadaan Rasulullah SAW tidur di pangukuanku, dan beliau bertanya, apakah engkau menghalangi Rasulullah SAW dan para Sahabat yang sedang kesulitan dalam mencari air? “
” Abu bakar menyalahkanku, dan ia mengatakan sesuatu yang telah ia katakan (Aisyah tidak menjelaskan apa yang dikatakan Abu Bakar Ra). Dan ia memukulkan tangannya ke arah perutku. Tidak sedikitpun aku bergerak karena Rasulullah masih berada di pangkuanku. Ketika waktu subuh telah datang, Rasulullah terbangun dalam kondisi tidak menemukan air. Kemudian turunlah ayat tayamum (Qs. al-maidah:06)”.
” Usaid bin Hudair salah satu pimpinan pada saat itu, beliau berkata ” Bukankah ini awal keberkahan bagi kalian, wahai keluarga Abu Bakar? .” Aisyah Ra mengakhiri ceritanya, ” Kemudian aku melepaskan unta yang kutunggangi dan menemukan kalungku yang hilang di bawah untaku sendiri “.
Riwayat tersebut di ambil dari Abu Muhammad Al- Husain bin Mas’ud dalam bukunya Tafsir al- baghawi. Demikianlah sejarah awal mulannya tayamum.
Referensi : TASLIM. 2019. Gerbang Fikih. Kediri : Lirboyo Press.